click here ^_^

Labels

riang selalu ^_^

Saturday 2 November 2013

Hubungan Antara Iman dengan Ibadah



 Iman adalah membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan serta mengamalkan dengan perbuatan. Yang dimaksud membenarkan dengan hati yaitu mempercayai dan menyakini segala yang dibawa oleh Rasulullah. Yang dimaksud dengan mengikrarkan dengan lisan adalah mengucap dengan dua kalimah syahadat. Sedangkan maksud dari mengamalkan dengan perbuatan yaitu hatimengamalkan dalam bentuk keyakinan dan badan mengamalkan dalam bentuk ibadah. Jika syarat-syarat diatas terpenuhi maka seseorang akan dikatakan mukmin.


    Ibadah berasal dari kata ‘abd  secara bahasa berarti “hamba sahaya”. Pengertian tersebut mengisyaratkan bahwa ibadah mengandung ciri-ciri kekokohan dan kelemah lembutan, maksudnya pelaksanaan ibadah harus diiringi oleh kesetiaan yang kuat dan kehalusan. Secara bahasa ibadah diartikan sebagai penyembahan, pengabdian, dan ketaatan.


    Hubungan iman dan ibadah adalah sejauh mana keimanan dapat mempengaruhi ibadah dan etika atau moral dan sebaliknya. Keimanan atau akidah adalah fondasi dari semua ajaran islam, yaitu akidah, syariah dan akhlak.


    Seseorang yang telah beriman atau berakidah harus mengimplentasikan keimanannya dengan syariah yaitu beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan sesama manusia dan alam sekitar.
    Akidah diwujudkan dalam pengucapan dua kalimat syahadat, diimani, diyakini, dan dibenarkan dalam hatinya. Sebagai wujud keimanannya kepada Allah, dia harus melaksanakan syariah berupa ibadah madhah dan ibadah muamalah ghairu madhah. Yang mana ibadah nadhah artinya penghambaan yang murni merupakan hubunga antara hamba dengan Allah secara langsung seperti : menjalankan ibadah sholat. Sedangkan ibadah muamalah ghairu madhah artinya segala amaln yang diizinkan oleh Allah, misalnya ibadah ghairu madhah ialah belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong dan lain sebagainya.


    Orang yang beriman disebut mukmin. Sedangkan seorang mukmin yang telah melakukan ibadah dan melakukan muamalah disebut muslim. Seorang mukmin belum dikatakan muslim apabila dia belum melaksanakan ibadah, baik ibadah mahdah maupun ibadah ghairu mahdah. Keimanan dan keislaman seseorang harus dilengkapi dengan ibadah dalam rukun islam yaitu syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji (bagi yang mampu).


    Iman dengan ibadah juga memiliki hubungan kasualitas (sebab-akibat). Kualitas iman seseorang ditentukan oleh kualitas dan kuantitas ibadah orang tersebut. Makin tinggi kualitas ibadah seseorang(misal : shalat makin khusu’, mengurangi atau menghilangkan syirik kepada Allah ). Dan kuantitasnya (misal : menambah shalat wajib dengan dan shalt sunnah, banyak bershadaqah) akan menambah dan mempertebal iman seseorang, makin mengurangi dan mempertipis, bahkan dapat menghilangkan kualitas seseorang kepada Allah Swt.


    Pelaksanaan ibadah yang yang di landasi iman yang kuat memberikan impak yang postif terhadap sikap dan perilaku seorang muslim.
Allah berfirman :

    Artinya:
“bacalah apa yang telah di wahyukan kepadamu yaitu alkitab(al-qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih  besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Ankabut 45)

    Dari ayat diatas dapat kita ketahui bahwa shalat itu mengandung dua hikmah, yaitu dapat pencegah diri dari perbuatan keji dan perbuatan mungkar. Maksudnya dapat menjadi pengekang diri dari kebiasaan melakukan kedua perbuatan tersebut dan dan mendorong pelakunya untuk dapat menghindarinya. Dengan keimanan seseorang akan tunduk dan patuh pada aturan-aturan Allah Swt.
  

  Dengan demikian sesungguhnya sangat erat hubungan dan saling mempengaruhi antara iman dengan ibadah kepada Allah Swt.
Adapun contoh-contoh amalan hubungan antara iman dengan ibadah :
a)    Dzikir
        Dzikir menurut bahasa arab (bahasa yang digunakan dalam al-qur’an)    berarti mengingat/menyebut. Dzikir sendiri terbagi menjadi dua yaitu dzikir lisan dan dzikir dalam hati. Firman Allah :

Artinya:
    “Maka makanlah apa yang ditangkap untukmu dan sebutlah nama Allah (waktu melepasnya). Dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah sngat cepat perhitungan-Nya. (Al-Maidah : 4)
       
b)    Tawakal
    Sebagai seorang muslim hendaknya hendaknya selalu berserah diri kepada Allah (berkhojtawakal).
Firman Allah pada surat Yunus : 84

Yang artinya :
“Dan Musa berkata :wahai kaumku apabila kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang muslim.       


c)    Syukur
    Syukur adalah salah satu buah keimanan, bila seseorang hamba allah berbuat baik kepada anda lalu anda tidak berterima kasih kepadanya berarti anda telah bersikap buruk kepadanya. Padahal hamba tersebut hanya perantara, sedangkan pemberian sejati hanyalah Allah.
Firman Allah :
ومن شكر  فانما يشكر لنفسه ومن كفر فان ربي غني كريم. ( النمل :
۴)                
Artinya :
“Baramg siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang siapa ingkar maka sesungguhnya Allah maha kaya, maha melihat.(An-Naml : 4)

d)    Sabar
    Seorang muslim berada diantara dua nikmat yaitu bila ia ditimpa kebaikan lalu bersyukur maka ia akan memperoleh pahala dan apabila ditimpa musibah lalu bersabar maka ia akn memperoleh pahala.
Firman Allah :
ما عندكم ينفدوما عندالله باق ولنجزينالذين صبروا اجرهم بااحسن ما كانوا يعملون (النحل :
۹۶)                                                                                                          
Artinya :
“Apa yang disisimu akan lenyap, dan apa yang disisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl :96/)